Build vs Buy: Pertanyaan Abadi Startup
Banyak founder startup terjebak sindrom โNot Invented Hereโ. Merasa harus membangun semua tools dari nol. Padahal, fase awal startup adalah tentang validasi ide, bukan pamer teknologi.
Kapan Harus Gunakan SaaS?
Jika masalahmu sudah solved oleh tools yang ada (e.g., Salesforce untuk CRM, Shopify untuk e-commerce), gunakan SaaS. Biaya bulanan $100 jauh lebih murah daripada gaji tim developer $5000/bulan.
Gunakan SaaS ketika:
- Kamu di tahap MVP (Minimum Viable Product).
- Proses bisnis masih standar/umum.
- Budget terbatas.
Kapan Harus Custom Software?
Solusi custom (bikin sendiri/hire software house) dibutuhkan ketika teknologi adalah competitive advantage kamu.
Tanda kamu butuh Custom Software:
- Fitur Unik: Model bisnismu tidak bisa diakomodasi oleh SaaS manapun.
- Integrasi Kompleks: Kamu perlu menghubungkan 5 sistem berbeda secara real-time.
- Skalabilitas Ekstrem: Kamu memproses jutaan transaksi yang akan membuat biaya SaaS bengkak.
- Data Ownership: Kamu butuh kontrol 100% atas data customer (misal karena regulasi OJK/Kemenkes).
Studi Kasus: Klien Logistik
Salah satu klien kami di Sapa Code awalnya menggunakan Excel untuk mengatur 50 armada truk. Masih oke saat order cuma 10/hari. Tapi saat orderan naik jadi 100/hari, Excel mulai crash dan miskomunikasi terjadi.
Kami membangun Custom Fleet Management System yang menghemat biaya operasional mereka hingga 30% di bulan pertama.
Custom software bukan pengeluaran, tapi investasi aset digital. Hubungi Sapa Code untuk audit kebutuhan teknologimu.